INTERAKSI SOSIAL ( Bag. 3 )
2. Interaksi Sosial Disosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan interaksi sosial yang mengarah pada konflik dan merenggangkan solidaritas kelompok.
Interaksi Sosial Disosiatif dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Kompetisi (Persaingan)
Kompetisi adalah suatu proses individu atau kelompok yang bersaing untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu.
Contohnya gelar juara, kesuksesan, sebuah piala, dan hadiah. Untuk mendapatkannya, seseorang harus bersaing satu dengan yang lainnya.
Di dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan kelompok. Kompetisi pribadi melibatkan satu individu dengan individu lain yang secara langsung bersaing untuk mendapatkan sesuatu, seperti persaingan antara dua calon ketua OSIS, persaingan tunggal putra/putri kejuaraan bulutangkis, dan sebagainya. Kompetisi kelompok merupakan persaingan yang melibatkan berbagai pihak secara berkelompok, seperti pertandingan sepak bola, basket, pertandingan voli, dan sebagainya.
b. Kontravensi
Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguan terhadap kepribadian seseorang.
Contohnya, OSIS di sekolahmu mempunyai suatu rencana, tetapi kelasmu kurang setuju terhadap rencana tersebut sehingga berkembang rasa tidak suka atau benci namun masih disembunyikan.
c. Pertentangan (Konflik)
Pertentangan (konflik) adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Konflik terjadi jika dua pihak berusaha saling menggagalkan tujuan masing-masing. Pertentangan (konflik) disebabkan oleh antara lain perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.
B. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Pembentukan Lembaga Sosial
Interaksi sosial berpengaruh besar terhadap terbentuknya lembaga sosial masyarakat yang bersangkutan. Melalui interaksi sosial, manusia saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan gotong royong. Sikap-sikap tersebut mampu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang mendorong munculnya lembaga sosial.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan itu manusia harus melakukan interaksi dengan orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok. Misalnya, manusia untuk memperoleh beras dengan membeli dari pedagang di pasar karena secara individu tidak mampu menghasilkan beras itu. Agar manusia memenuhi semua kebutuhan hidupnya dengan tertib dan teratur, maka dalam kegiatannya manusia perlu mematuhi aturan-aturan atau norma yang berlaku di masyarakat dalam bentuk lembaga sosial. Semakin kompleks kehidupan suatu masyarakat, maka akan semakin kompleks pula lembaga sosial yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan bersama. Misalnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan mendorong lahirnya lembaga pendidikan, seperti sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi
Komentar
Posting Komentar